Monday, December 13, 2010

Almost over

Gue perhatikan akhir-akhir ini.. isi post gue super gloomy, dan gue benar-benar ngerasa... masa sih.. dunia perkuliahan udah mulai merubah gaya menulis gue yang ceplas-ceplos?

Tapi, emang gak bisa di salahin juga. Karena di sini gue gak banyak menemukan hal baru selain tugas, kuliah, dan bersih-bersih rumah. (*mama.. perhatikanlah,, di sini anakmu menuntut ilmu dengan tekun) Yah.. kadang-kadang sih ketemu temen, dan jalan bareng. Tapi kegiatan itu masih bisa banget di hitung dengan jari tangan. (Kalo udah sampai jari kaki, berarti banyak dong)

Gue sempet mikir, masa sih masa-masa kuliah gue bakal habis di lab komputer? karena jujur aja, seminggu kemaren, gue bener-bener hidup di lab komputer. Jam 10 masuk lab, keluar jam 10 malem. Pulang, langsung tepar tidur. Sejujurnya rada kaget dengan kehidupan baru gue ini. Sedikit wah monoton bgt ya.. tapi mau gimana lagi.. inilah rutinitas baru gue. Dan kayaknya juga gak setiap hari gue bakal ke lab sih.. gak tau deh semester depan.

Tapi, 1 semester ini berjalan cepet bangeet.. dan gue menikmati setiap detiknya.. walaupun capek.. hehehehe

Sunday, December 12, 2010

pengumuman

4 HARI LAGI SAYAAA PULAAANGG!!!

WOHOOOOO!!!

by the way,, apartemen masih kayak sarang penyamun euy -.-

Monday, December 6, 2010

Quotes

To cry because there is something you want to do and to cry because you can’t find it. Which is more painful?

– Takemoto Yuuta (Honey and Clover)

Aku akan Pulang

Kamu itu jauh...

Pedih melihatmu dari jauh,
sendirian meratapi lukamu,
kamu yang sedang menjilati lukamu,
dengan harapan luka itu akan segera sembuh,

Sedih menyadari bahwa aku tidak bisa membantumu,
membalut lukamu,
dan menggandeng tanganmu, sambil berbisik
"semuanya akan baik-baik saja"
"Bersabarlah, tunggu Waktu menyembuhkanmu"

Walau aku tau, kamu akan merajuk dan berteriak "SAMPAI KAPAN?"
Tapi, aku yakin, suatu saat nanti, kamu akan berdiri tegak lagi

Karena teman, semuanya itu butuh proses, tidak ada yang instan..
Semuanya itu butuh waktu....

Tunggu aku di Jakarta ya...

Sampai aku pulang nanti,,,
tolong.. jangan ratapi luka itu, jangan usik luka itu...
Cobalah untuk berjalan, abaikanlah rasa sakit itu

Aku akan pulang nanti, memapahmu ketika kamu lelah,, membantumu berdiri ketika kamu jatuh
Sampai aku pulang nanti... Bersabarlah ya...

Untuk Sahabat :)

Saturday, November 20, 2010

Apa yang saya rasakan sama dengan anda?

Di sini saya, di San Francisco, masuk di sekolah seni yang menurut saya memiliki pengajar, dan fasilitas yang menunjang, tinggal sendiri di apartemen, dengan uang jajan yang sebenarnya tidak begitu di batasi.

Lalu, apa sulitnya?
Wong, kerjaan saya sebenarnya hanya membuat PR kok, mengerjakan kewajiban saya sebagai seorang mahasiswa kok. Dan syukur-syukur jika saya cukup ambisius, saya bisa mendapat pekerjaan sebelum saya lulus.

Toh, sebenarnya..
Saya memiliki kesempatan yang sangat jarang di miliki oleh orang Indonesia lainnya, yaitu bisa bersekolah di luar negeri. Saya sadar itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dan, saya pun beruntung memiliki ibu yang mengerti saya, karena saya memilih jurusan yang entah nanti lulusnya kerjaannya apa. Jadi saya kurang apa coba?

Tapi kenyataannya,
Saya suka sekali mengeluh jika pekerjaan sekolah mulai menumpuk. Alasan ini-itu. Belum lagi, jika mulai dengan tugas menggambar, yang sebenarnya bisa saya lakukan,, cuman saya sudah mundur sebelum berperang. Saya suka stres duluan, yang sebenarnya malahan menghambat saya untuk menyelesaikan pekerjaan itu.

Saya sadar, yang sudah banyak orang bilang kepada saya, bahwa yang sebenarnya yang bisa saya lakukan adalah hanya menjalani semuanya apa adanya. Tapi tidak lantas, hanya dengan setengah hati. Saya pun sadar, bahwa apa yang saya hadapi kali ini tidak seberapa dengan orang-orang kurang beruntung dari saya. Mungkin, di luar sana, ada anak yang seumuran saya, harus kerja 3 shift, sambil mengimbangi dengan kuliah. Tapi, toh dia selalu mengumpulkan PR tepat waktu. Atau, ada anak yang lebih muda dari saya, yang harus bekerja untuk keluarganya, sembari kuliah. Dibandingkan dengan mereka, bukankah saya jauh lebih beruntung? Tapi, yang saya lakukan hanyalah mengeluh, dan mengeluh.
Bagaimana jika, saya mulai menutup mulut saya, mulai bekerja dengan tangan saya, serta bersyukur atas tiap detik yang saya rasakan saat ini? Karena hidup itu cuma sebentar, dan menghabiskan waktu dengan mengeluh itu sia-sia. :)

Wednesday, November 10, 2010

.....

Di saat saya sedang mengejar sesuatu yang belum pasti di depan, di sini saya...

Jenuh
Lelah

Tapi perjalanan saya masih jauh.

Bagaimana dong? :(

Monday, November 8, 2010

mnyaaaaa

Saya kangen rumah.
Saya kangen masakan Indonesia.
Saya homesick.

Ini kombinasi yang benar-benar jelek, ketika saya hanya punya 6 minggu tersisa, belum lagi dengan tumpukan tugas yang sudah memanggil. Sudah 2 pelajaran yang mengharuskan saya mulai mengerjakan final project, Figure drawing yang posenya makin amit-amit susahnya, dan Project game Zombie yang seharusnya fun, hanya saja karena teman-teman gue rada kupret, jadinya gak tau gimana jadinya. *bersyukur sekali saya bisa bahasa Indonesia, jadi mereka gak bakalan nyadar kalo lagi gue kata-katain.

Saya cuman butuh di stater mesinnya, dan voila! pasti tugas semua selesai :)

Friday, November 5, 2010

Hari tiup lilin

Iya., tepatnya tanggal 5 November, saya berulang tahun yang ke 19. Saya pikir, saya akan menghabiskannya sendirian, saya pikir saya hanya akan dapat merayakannya dengan skype dengan nyokap, dan teman saya di Australia. Pokoknya saya tidak mengharapkan yang ekstra di ulang tahun saya. Tapi, ketika tanggal 4 November dini hari, saya mendapat kejutan kecil.
Saat itu, waktu menunjukkan pukul 12 dini hari, dan saya masih bangun karena saya baru saja menyelesaikan tugas saya. Saya sedang duduk di tempat tidur, sambil baca majalah, ketika saya mendengar pintu apartemen saya di paksa buka. Saya kaget sekali. Saya langsung berdiri kaget, dan berjalan ke arah pintu. Tidak berapa lama kemudian, pintu di ketuk, dan saya mendapati 11 orang teman saya, berdiri di depan pintu, dengan senyum, membawa kue. Saya benar-benar kaget, dan tidak menyangka hal itu. Nyatanya, mereka menyempatkan diri untuk datang merayakan ulang tahun saya, dengan kue ulang tahun siap dengan lilin yang menyala. Kemudian ada satu teman saya yang menyembunyikan kado nya di lemari kabinet kamar mandi.


Sampai saat ini, saya masih kaget sekali, dan gak nyangka banget bahwa saya akan di beri kejutan seperti itu. Walaupun sampai detik ini saya masih menyesaal sekali enggak sempet beres-beres.

Dan siangnya, 5 November, saya memutuskan untuk makan siang bersama teman-teman saya, di Cheesecake Factory. Saya tidak menyangka kedua dari mereka membawakan saya 2 boneka,1buket mawar, dan 1 anting. Saya langsung speechless, sementara mereka memeluk saya.
Saya cuman bisa bilang bahwa saya bersyukur saya tidak menghabiskan ulang tahun saya sendirian. Terlebih lagi karena ini ulang tahun pertama saya yang jauh dari keluarga. Awalnya mama saya memaksakan diri untuk datang ke SF, karena beliau benar-benar takut saya menghabiskan ulang tahun saya sendirian. Tapi toh, nyatanya.. masih ada juga orang yang care sama saya.. :) :)

Makasi teman-teman untuk kadonyaa... dan untuk kenangan ulang tahun ke 19 yang gak bisa dilupain... :) :)

Saturday, October 30, 2010

Belajar mencintai sesuatu yang saya benci

Saya benci menggambar. Titik.

Kalimat itu terlintas pikiran saya, ketika SMP kelas 1, saya diharuskan membuat satu gambar vas lengkap dengan beraneka motif. Saya menyerah, dan meminta om saya menggambarkan untuk saya. Tapi, ketika ujian akhir mendekat, saya panik, dan berlatih menggambar vas setiap hari. Hasilnya pun bagus, lengkap dengan segala motifnya yang gak kalah bagus dengan milik om saya. Tapi, ujian akhir mengharuskan saya menggambar kuda. Sambel.

Kalimat itu juga terlintas, ketika saya SMP kelas 2. Saya malahan kali ini bersumpah untuk tidak mengambil jurusan yang mengharuskan saya menggambar. Tapi, waktu itu, saya menggambar hiasan untuk Paskah, dan terpilih untuk di pajang di suatu acara Paskah di SMP. Itu satu-satunya gambar saya yang mendapat nilai 8, bukan 6, atau 6.5, nilai yang saya dapat biasanya. Tapi, memandang jauh kembali ketika saya SD, saya ingat, bahwa saya adalah satu di antara murid yang senang menggambar. Entah di buku pelajaran, ataupun buku tulis. Tidak peduli seburuk apa bentuknya, saya tetap menorehkan pena saya di atas kertas. Tapi, tante saya menemukan buku itu, dan memarahi saya. Dia pun melarang saya untuk menggambar, sejak saat itu. Mungkin karena hasilnya tidak bagus, atau sama sekali tidak masuk akal buat dia. Tapi, itu benar-benar mematikan kesukaan saya dalam menggambar.

Mungkin sejak saat itulah, saya membenci menggambar. Kemudian, saya memilih untuk masuk jurusan Game Design. Entah karena modal nekat, atau hanya kemakan omongan sendiri. Di kelas, saya mengalami kesulitan dalam menggambar. Ditambah saya harus bersaing dengan teman-teman saya yang sudah menggambar sepanjang hidupnya. Jujur, saya sempat menyalahkan tante saya waktu itu. Tapi, kemaren waktu buka album kerjaan saya di FB, untungnya banyak sekali orang yang memberi komen positif. Saya pun mulai merasa bahwa mungkin saya bukannya tidak punya bakat, hanya saja saya kurang berusaha, kurang sabar. Mungkin juga, saya tidak benar-benar membenci menggambar. Dan, rasanya kurang pantas untuk menyalahkan orang, padahal itu sebenarnya menunjukkan malasnya saya, dan mencari-cari alasan untuk tidak berkembang.

Kini saya menyadari, bahwa sesuatu yang kamu benci itu tidak selalu buruk, dan tidak selamanya juga kamu akan membenci hal itu. Saya pun mulai perlahan-lahan membangkitkan perasaan yang pernah saya punya waktu kecil. Saya mulai belajar lagi, untuk mencintai sesuatu yang (pernah) saya benci itu, yaitu menggambar. :)

Integritas. Punyakah Anda?

hey... semuaa.. maaf sudah jarang update.. heheeh... maaf, sudah lama terperangkap dengan rutinitas kuliah, yang terkesan klise, tapi ini memang kenyataannya. Tapi, berterimakasih kepada teknologi jaman sekarang, saya pun menyeruak sejenak dari rutinitas. Pasalnya, ada 3 teman saya yang berjanji untuk liburan bareng, tapi sudah hampir dekat dengan hari Hnya, teman gue yang satu membatalkan hanya dengan lewat SMS. Kedua teman yang lain marah, selain karena dibatalin secara dadakan, juga karena cuman di informasikan lewat SMS. Sebuah cara yang sangat sangat sopan menurut saya untuk membatalkan janji dengan teman, apalagi kedua teman saya sudah membeli tiket pesawat dengan harga yang tidak sedikit. Entahlah bagaimana kelanjutan kisah mereka, saya berusaha cuman jadi penonton di pinggir ring (kenapa mesti di ring yaa?? haha)

Tapi, saya sebenarnya tidak begitu kaget dengan teman saya yang satu ini. Dia sering sekali membatalkan janji dengan kita di saat-saat sudah mepet,entah apapun acaranya, dengan seribu satu alasan. Entah kenapa, dia sering sekali lolos dari hamukan-hamukan masal. Cuman, yang mau saya garis bawahi di sini bukan bagaimana cara dia sering sekali lolos (karena jujur saja, saya tidak tertarik untuk membahasnya, dan bukan urusan saya), tapi bagaimana sifat dia yang suka membatalkan janji. Entah karena dididik dengan sabetan bambu di paha, atau 2 tante galak di rumah, saya berusaha sekali untuk mempertahankan integritas saya. Ya, integritas. Mungkin itu sesuatu yang teman saya tidak punya. Menurut saya, ketika saya membuat janji dengan teman saya, di situ saya sudah menaruhkan integritas saya. Mungkin ini terasa berat, jika hanya sekadar janji jalan-jalan, tapi jika janji ini menyangkut sesuatu yang penting? apakah bisa di sepelekan?

Saya tidak mau menjelek-jelekan teman saya, tapi dari dia, saya belajar pentingnya memiliki integritas dalam hidup. Betapa pentingnya untuk selalu konsisten, baik itu ketika kita bicara, maupun melakukan sesuatu. Banyak orang yang bisa berbicara sesuatu yang berbobot, tapi berapa persentase dari kelompok itu yang sebenarnya melakukan hal yang mereka bicarakan. Jika kita tidak memiliki integritas, pada akhirnya kita hanya akan di sepelekan orang. Toh, kita tidak mau hal itu terjadi kan? Makanya, belajar dari pengalaman teman-teman saya itu,, saya pun mencoba untuk bertanya pada diri saya sendiri "apakah saya masih memiliki integritas??"

Lalu.. bagaimana dengan anda?

Friday, October 15, 2010

hey,, akhirnya saya berbicara lagi

Kini, saya hidup di sebuah dunia yang benar-benar baru. Tidak ada lagi orang tua yang bisa selalu di hubungi setiap kali kesulitan, tidak ada asisten rumah tangga yang akan datang setiap kali suara saya melengking memanggil nama mereka, tidak ada lagi kotoran yang dengan ajaibnya lenyap begitu kita menginjakkan kaki keluar rumah. Semuanya harus saya lakukan sendiri.

Tidak. Saat ini saya tidak sedang mengeluh. Saya cuma heran, betapa besarnya peran orang-orang di sekitar saya, yang dulu tidak saya perhatikan, dan kini mulai saya rindukan saat ini. Mulai dari kuli di bandara, sampai asisten rumah tangga, saya mulai merindukan mereka satu per satu. Tinggal sendiri juga membuat saya sadar betapa manja saya dulu, dan sedikit heran mengapa sampai saat ini saya bisa bertahan hidup mandiri. Tapi mau bagaimana lagi, inilah resikonya menuntut ilmu di luar.

Menuntut ilmu di luar... hmmm... kedengarannya seperti hebat ya? layaknya papan Hollywood yang berkelap kelip pada saat di lihat dari kejauhan. Namun, kenyataannya itu berat. Semuanya harus dilakukan sendiri, belum lagi dengan gegar budaya, dan kesulitan berkomunikasi. Apalagi jika saya sedang mengalami krisis emosional. Sempat sebal dengan film Laskar Pelangi, yang menggambarkan mengejar impian itu seperti sesuatu yang indah, seru, dan menyuntikkan idealisme semu ke otak orang-orang naif, menimbulkan euforia tentang mengejar impian. Tapi, sambil tersenyum saya pun bilang kepada diri saya sendiri "hey, itu kan film. Sudah seharusnya itu terlihat indah. Dan ini realita. Sudah seharusnya terasa pahit"

Terasa pahit, ataupun tidak, inilah jalan hidup yang sudah saya pilih, dan saya tetap ingatkan saya sendiri mengenai hal itu. Jujur, tiba-tiba saya teringat pembicaraan teman saya yang membahas soal jurusan kuliah saya ini. Iya, saya kuliah di jurusan Game Design, tanpa background seni sama sekali. Teman saya sempat mengkhawatirkan keputusan saya itu, namun hey, saya sedang euforia Laskar Pelangi waktu itu. Mana mungkin saya dengar (tertawa). Tidak sepenuhnya demikian,, namun, saya sangat yakin pada saat itu. Namun, sekarang, saya sempat merasa "apakah jurusan saya ini benar?" Mengingat teman-teman sekelas saya sudah lebih berpengalaman di bidangnya, ataupun sudah belajar hal itu sebelumnya, membuat saya jujur minder. Dan perasaan itu membuat saya mengingat pembicaraan saya dengan teman saya itu lagi dan mengulang pertanyaan yang dilontarkan dia waktu itu "Apakah elo yakin dengan pilihan elo, Fan?" Kemudian, saya diam, sempat merenung, dan khawatir setengah mati apakah saya akan menjadi salah satu mahasiswa yang putus tengah jalan?. 10 menit kemudian, saya tertawa. Selenting kalimat terlintas di pikiran "Jaman sekarang mana ada yang gampang. Mau elo pindah jurusan ya Fan, gak ada bedanya, semuanya sama-sama susah." Saya pun menyadari bahwa pada saat saya belajar entah itu research game, ataupun menggambar, saya sebenarnya menikmati proses pembelajaran itu, tapi semuanya itu tidak jadi nikmat pada saat saya lihat hasil karya teman yang bersinar-sinar saking bagusnya. Tapi kini saya sedang berusaha menghapuskan rasa minder itu perlahan-lahan, dan mulai fokus untuk belajar. Kalo minder mulu, kapan mau majunya? Saya tau, mungkin cerita saya tidak seindah Laskar Pelangi, tapi setidaknya cerita saya lebih nyata daripada cerita Ikal.

Dan saya tau, mungkin post ini siap akan jadi omongan mulut-mulut usil yang gak tahan buat komentar, mengkritik tanpa ampun, tanpa melihat bahwa hidup mereka sendiri gak sama bagusnya kayak hidup saya. *maaf, saya berbicara kenyataan, dan saya tidak emosi* Tapi saya yakin, ada akan orang-orang yang bertitel "Teman", yang siap akan membela saya tanpa ampun, dan mendukung saya secara tulus, setiap kali saya sedang letih bertempur dengan realita.

Sekali lagi,, saya tidak berpikiran untuk pindah jurusan ya.. jadi siapa pun yang tau mama saya, jangan bilang gitu. Bisa di gorok saya.. hehehee..
Dan saya tidak gengsi sama sekali untuk menunjukkan bahwa saya pernah memiliki keraguan "apakah saya masuk di jurusan yang benar?". Karena saya manusia, ada saatnya saya lemah, dan ada saatnya saya kuat.

Thursday, September 16, 2010

....

Apa menjadi seseorang yang brilian itu... harus susah untuk dimengerti oleh orang sekitarnya?

Tuesday, August 24, 2010

Aku Pulang

Sebenarnya udah pulang ke Jakarta beberapa hari lalu, cuman.. baru sempat nulis hari ini. Bukan karena sombong, atau apa, cuman seminggu lalu habis berjuang dengan jet lag, dan sakit radang tenggorokan. Baru minggu ini aja udah sedikit lebih sadar, dan bisa ngapa-ngapain.. tapi eeeh...selasa depan udah mesti kembali ke realita kehidupan..

Hahahaha... hmm.. selama gue di Jakarta, ada beberapa hal yang berubah. Seperti, anjing gue mulai dapet, internet rumah mendodol, sehingga mengungsi di kantor nyokap, dan hal lain sebagainya. Gue? perubahan? yaaa menggendutlaaah!! menyesal abis-abisan pas kemaren liat banyak banget baju lucu di Zara.

Ngomong-ngomong, waktu itu pernah nonton Benjamin Button. Dan ada satu quote yang masih nyantel di otak gue sampe sekarang. "It's a funny thing about coming home. Looks the same, smells the same. You'll realize what's changed is you'. Arti quotenya sih: Ketika kita pulang ke rumah, sebenarnya tidak ada yang berubah, yang berubah itu kamu. Dulu, gue terpukau dengan quote itu, cuman sekarang, setelah gue mengalaminya sendiri, kok beda ya. Karena apa ya.. gue merasa bahwa baik lingkungan rumah gue, dan gue pun berkembang. Mulai dari gedung yang 2 bulan lalu belum ada, sekarang udah dalam masa pembangunan, sampai perubahan kecil di rumah gue.

Entah, apa karena masa itu, *setting waktu di Benjamin Button*, perubahan terjadi amat sangat lambat. Di mana, situasi di pedesaan tidak berkembang pesat seperti di daerah perkotaan. Mungkin juga, karena yaa.. gue lahir di masa globalisasi, di mana perubahan bisa saja terjadi setiap detik. Ya.. bagaimanapun, gue berharap pulang ke tanah air selalu menjadi sesuatu yang gue nanti-nantikan. Bukan menjadi sesuatu yang bikin males, atau apa lah karena berasa udah keenakan di SF. *apaa cobaa?? hahahaha

Monday, August 9, 2010

C.I.N.T.A

Cinta itu lucu, tidak terlihat,,
namun ketika ia menyakitimu...
tak pernah ada benda tajam di dunia ini yang bisa menyaingi perihnya

ketika kau merasakannya,
tidak ada satupun hal di dunia ini yang bisa menyaingi indahnya jatuh cinta

ketika ia membuatmu sanggup berbuat bodoh,
tidak ada satupun sains di dunia ini yang bisa menjelaskan alasan kamu melakukan hal itu

Intinya?

Cinta itu adalah anugerah yang paling indah dari Tuhan...
Walaupun ia menyakitimu dengan rasa yang paling perih di dunia ini,
walaupun ia mampu membuatmu melompati jurang paling dalam di dunia

Tapi ketika kamu jatuh cinta,
rasa itu tidak ada tandingannya.
tidak dengan semua hal bodoh itu, atau rasa perih yang kamu rasakan


Jadi?

Jatuh cinta lah mulai hari ini. :)

Love you.. always..

Saturday, July 24, 2010

Degradasi

Setelah membaca begitu banyak gosip Indonesia, yang begitu sarat dengan yang vulgar-vulgar, membuat gue menjadi bertanya-tanya: "Apakah masyarakat Indonesia sudah mengalami degradasi moral??"

Sejujurnya, gue kurang setuju dengan keputusan masyarakat untuk memenjarakan artis yang terlibat video porno baru-baru ini. Yah.. bukan berarti gue setuju dengan apa yang dilakukan artis tersebut. Karena,, menurut pendapat gue, masalah dia bikin video itu hak pribadinya dia, yang salah kan ketika itu menjadi konsumsi publik. Dan mungkin juga karena dia tokoh publik, jadi orang mulai kebakaran jenggot, mulai ribet dan segala macamnya. Coba dia tukang sayur main sama asisten rumah tangga, orang gak akan seheboh ini, dan gak ada pihak-pihak yang pengen si tukang sayur ini dipenjara. Tapi, sebenarnya gue sedikit mengerti dengan keputusan masyarakat. Walaupun, seharusnya yang dipenjara adalah yang menyebarkan (lagi-lagi menurut pendapat gue), tapi kenapa orang malah memenjarakan si artis ini? Gue rasa karena masyarakat belum bisa menemukan pelakunya, artis inilah yang menjadi kambing hitam atas degradasi moral masyarakat Indonesia. Mungkin sebenarnya, perlahan-lahan moral masyarakat Indonesia semakin memburuk, banyak orang yang sebenarnya menyadarinya, tapi karena kita begitu buta dengan nilai-nilai ideal yang sudah di sandang dari nenek moyang kita, kita mencoba membutakan diri dengan kenyataan bahwa sebenarnya kita sudah mengalami degradasi moral.

Contohnya? Syeikh yang menikahi anak umur 12 tahun, kenapa dia tidak di penjara? Kenapa artis yang hamil di luar nikah dianggap seperti seorang pahlawan? Kedua hal ini sebenarnya kurang lebih menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sudah mulai mengalami degradasi moral. Coba itu jaman dulu, si artis mungkin benar-benar akan dikucilkan dari masyarakat. Sebut gue kolot, gak modern, atau apalah, tapi gue sadar bahwa kita memiliki nilai-nilai sendiri yang gak dimiliki negara lain. Jadi tolong dong, dijaga. Jangan karena negara lain menganggap hal itu biasa, lantas kita ikut-ikutan menganggap hal itu biasa. Apa sebenarnya yang membuat nilai-nilai masyarakat yang sudah lama kita sandang begitu apiknya menurun? Pengaruh globalisasi kah? Atau kurang cakapnya kita menyerap media?

Mungkin orang dengan mudah dapat menyalahkan media, tapi kan sebenarnya media itu mengambil dari masyarakat kemudian menunjukkan realitanya kepada masyarakat itu sendiri. Menurut gue, media itu berperan sebagai cermin, walaupun kadang-kadang suka berlebihan. Jadi, kalo kadang media saja sudah mulai mengalami penurunan, apakah sebenarnya moral masyarakat juga demikian??

Friday, July 16, 2010

Kelambu

Kuselimuti diriku rapat-rapat dalam sebuah kelambu
Di dalamnya, aku dapat bergumul dengan mimpiku
Di sanalah, tempat angan-anganku, dan keluh kesahku bertemu
Aku sadar bahwa di dalam kelambu itu,
Aku adalah aku, bukan kamu, bukan juga mereka

Tapi, kapankah aku punya keberanian untuk membukanya lebar-lebar??


Tuesday, July 13, 2010

Mantan

Gue barusan aja selesai baca blog salah satu temen gue, dan ada satu statement yang sebenernya gue gak setuju banget. Dia bilang bahwa kalo orang abis putus itu, biasa dia akan inget-inget hal-hal yang jelek-jelek soal mantannya. Gue berpikiran yang sebaliknya. Bahwa orang yang abis putus itu malah inget hal-hal yang indah-indah soal mantannya. Dan itu lah yang menyebabkan putus cinta itu sakit.

Iya kan? Karena kita telah terbiasa dengan adanya seseorang di samping kita, dan begitu kata "putus" terlontar dari salah satu pihak, kita kehilangan semuanya. Sama seperti dengan kematian. Kenapa kematian itu sedih? karena ketika orang itu tiada, kita cenderung mengingat hal-hal yang bahagia bersama dia. Padahal, cara orang mati itu tidak pernah ada yang dramatis. Entah karena sakit, ataupun kecelakaan, kematian selalu membawa kesedihan..

Begitu pula dengan putus cinta. Ada begitu macam cara orang memutuskan suatu hubungan, mulai dari telepon, sms, atau mungkin Facebook. Gak ada yang dramatis kan? Tapi kenapa orang selalu sedih? Yaa... karena kita telah kehilangan orang yang sangat kita sayangi itu, dan lucunya kita selalu mengenang saat-saat indah bersama orang itu, gak peduli seberapa brengseknya orang itu. Kalo misalnya bener kata temen gue itu, kalo kita putus sama orang kita malah inget yang jeleknya, seharusnya kita gak sedih dong.. Seharusnya kita malah nyantai-nyantai aja, bersyukur malah,, karena udah gak perlu lagi kesiksa sama orang itu.

Tapi.. itulah manusia ya. Terkadang kita suka membuat drama kita sendiri.. Siapa bilang sinetron cuman ada di televisi? ;p

Saturday, July 10, 2010

(Tolong)

Di situ aku..
Terpuruk di pojok sendiri,
Dengan luka yang masih memerah...

Seseseorang datang menghampiriku,
Mengulurkan tangannya, dan tersenyum
Tapi,
Aku menepis uluran tangan itu
dan di situ aku,
tetap meringkuk, dengan mulut meringis menahan sakit

Apa yang ku tunggu?
Apa yang ku cari?
Salahkah aku?

Wednesday, June 23, 2010

Aku -------- Kamu

Ketika jarak, dan waktu memisahkan kita dari orang yang kita sayang,
Satu hal yang harus kita lakukan:
Menunggu,

Tapi,
Jika,nanti kita sadari
satu-satunya hal yang harus kita lakukan itu
sia-sia,
Apa, menunggu masih menjadi jawaban yang tepat?

Monday, June 14, 2010

Baru, tapi gak baru juga

Kemaren, di pesawat, baru aja selesai nonton "How I Met Your Mother" season 5, dan langsung ada topik bahasan unik buat di bahas di blog ini. Ada 2 teori yang benar-benar menarik buat gue, yaitu:

1. Dalam suatu hubungan, adalah yang dinamakan "The Reacher" dan "The Settler" *gue gak yakin apakah cara penulisan ini benar atau enggak, karena gak ada sub, dan kemampuan audio yang terbatas*. Jadi, apa sih artinya? "The Reacher" itu adalah pihak yang *istilah kasarnya* ngejar-ngejar, yang nelepon duluan, yang sms duluan, pokoknya dia yang ambil inisiatif. Sementara, "The Settler" itu adalah pihak yang nerima aja. Di filmnya sih, di bilanginnya, "The Settler" itu gak bakal cemburu sama si "The Reacher", soalnya, emang ada gitu yang mau sama si "The Reacher". Okaaii.. cukup jahat.. hahaha

2. Bahwa, ternyata benci dan cinta itu tipis. Ini memang keliatan basi, cuman ini menarik, karena mereka menggunakan perumpamaan kelinci sebagai sesuatu yang di benci, dan bebek sebagai sesuatu yang disukai. Jadi, mereka menggunakan gambar optical illusion di bawah ini untuk melancarkan teori mereka.
Coba deh, liat baik-baik. Kelinci atau bebek? Teorinya sih, seseorang yang mungkin sebenernya kamu benci, itu bisa jadi seseorang yang elo suka, dan begitu juga sebaliknya. Karena (*gak tau bener atau enggak, tapi di filmnya bilang gitu) syaraf atau hormon gitu, yang menyatakan suka atau benci itu berdekatan, jadi suka di salah artikan. Hayooo loo...
Untuk masalah kelinci atau bebek.. itu mungkin sebenarnya kembali ke pribadi orang sendiri-sendiri ya. Apakah dia jadian sama orang untuk status palsu, atau dia sebenarnya cinta berat sama musuh bebuyutannya. Tapi kalo masalah "The Reacher" dan "The Settler" rada kejam juga gak sih, kalo elo di cap jadi "The Reacher" nya. Mungkin sebenarnya hal itu ada beneran dalam suatu hubungan, cuman rada tabu aja untuk di omongin (atau rada menohok kalo dibahas). Paling mentok, untuk hal-hal "The Reacher" yang bener-bener keliatan kita akan bilang "widiih mau aja dia di babuin cewek/cowoknya". Tapi, untuk hal-hal sepele, mana mungkin kita akan tunjuk muka temen lo sambil bilang "HAHA... KASIAN DEH JADI THE REACHER"

Friday, June 11, 2010

Same song, Different Perspective

Sehabis mendengarkan lagu "Superman" nya Five For Fighting, saya pun teringat oleh post yang pernah saya tulis dulu, mengenai persahabatan. Saya pun teringat, di post saya yang lalu, betapa saya begitu idealisnya menganggap bahwa persahabatan itu adalah segalanya. Bahwa, persahabatany yang ideal itu adalah persahabatan yang harus terjalin terus-menerus, selalu bertemu, dan selalu terikat. Lucunya, setelah 3 tahun berlalu, perspektif itu pun berubah.

Dulu, dengan lugunya, saya berbicara mengenai betapa saya tidak akan berdaya tanpa sahabat-sahabat saya. Dengan arogannya, saya menyatakan bahwa sahabat-sahabat saya itu akan selalu ada di saat saya membutuhkannya. Suatu pandangan yang idealis kan? Namun sekarang saya sadar, bahwa persahabatan yang selalu terikat erat dari waktu ke waktu itu hanya ada di film. Karena saya pun sadar, untuk berkembang, seseorang harus menempuh jalannya sendiri, tanpa bergantung pada temannya. Jika kita terlalu terikat erat dengan teman kita, di mana ruang kita untuk tumbuh?? Itulah sebabnya, ada beberapa orang yang mengadakan reuni, untuk mengejar ketinggalan, untuk mengetahui apa yang telah kita lewatkan dari sahabat akrab kita dulu.

Pergi ke suatu lingkungan baru, meninggalkan sahabat kita, bukanlah sesuatu yang jahat. Karena, jika kita ingin menjadi pribadi yang lebih baik, itulah yang harus kita lakukan. Asalkan kita tidak lupa untuk menghubungi mereka, atau kembali jika sudah waktunya untuk kembali. Jangan lantas maju terus tanpa berhenti, karena toh apa enaknya berada di atas puncak tanpa seorang teman, kan?

Thursday, May 27, 2010

Di jodohin?? Enggak banget deh...

Baru saja selesai membaca "Mahabrata" dan "The Palace of Illusions", membuat saya berpikir mengenai pernikahan. Pernikahan pada jaman itu,, selalu terjadi atas dasar politik yaitu untuk mengikat aliansi dengan istana lain, di mana sang perempuan tidak memiliki hak istimewa untuk memilih pasangan hidupnya. Dan sebenarnya itu masih terjadi pada masyarakat India. Banyak masyarakat modern yang menolak ide "dijodohkan" itu sebagai sesuatu yang negatif. Tapi, apakah benar demikian?

Banyak yang berpikiran bahwa menikah dengan cara dijodohkan itu pasti tidak bahagia. Keduanya belum tentu cocok lah, belum tentu saling kenal sebelumnya, dan sejuta alasan lainnya. Namun, toh saya masih menemukan pasangan-pasangan yang bahagia di karenakan mereka dijodohkan. Seperti guru matematika saya. Ketika ditanya kenapa bisa cocok, dia pun hanya menjawab 'cinta datang karena biasa'. Lalu, apa yang membuat selama ini orang berpikiran bahwa dijodohkan itu negatif??

Apakah mungkin, hal ini disebabkan oleh arogansi seseorang? Yang menganggap bahwa dengan dia dijodohkan berarti dia membiarkan orang lain mengatur hidupnya? Atau malahan, dia beranggapan bahwa seseorang yang bukan ia pilih sendiri, pasti bukanlah seseorang yang cocok untuknya? Mungkin, terpengaruh dari cara pemikiran barat, seseorang beranggapan bahwa ia bebas memilih segala keputusan dalam hidupnya, termasuk dalam pemilihan pasangan hidup. Namun, apakah itu selalu berjalan dengan baik??

Ironisnya, suatu pernikahan yang tidak melalui jalur perjodohan, sering kali berakhir dengan kata "bercerai". Walaupun, sebenarnya itu kembali pada individu masing-masing. Tapi, dengan mendengar kenyataan ini, bukankah itu membuat perjodohan suatu pilihan yang lebih baik? Jika hasilnya baik,, maka kita beruntung.. jika itu tidak berhasil, maka maklum, karena di jodohkan..

Friday, May 7, 2010

Aku, Jakarta, dan San Fransisco

Hanya dalam hitungan minggu saja, saya akan hengkang dari Jakarta. Layaknya menghitung mundur peluncuran roket, dalam sekejap mata saya juga akan meluncur ke San Fransisco. Masalahnya? Saya belum siap pergi.. Bukan karena saya banyak kerjaan di Jakarta, atau saya begitu senaang nganggur.. Bukan.. Lebih kepada sisi sentimental, bahwa saya akan pergi lama dari tanah air, guna menuntut ilmu di negara orang.

Saya begitu senang, saya memiliki kesempatan untuk pergi belajar di negara orang. Sebuah kesempatan yang tidak semua orang bisa mendapatkannya. Saya bersyukur kepada Tuhan, yang memperbolehkan saya menikmati kesempatan ini. Hanya saja, saya benar-benar sedih untuk pergi. Di sisi lain, ibu saya yang lebih melihat dari sudut pandang kepraktisan, sudah membombardir saya dengan keperluan-keperluan bertahan hidup. Saya pun jengah. Saya ingin bilang, berikan saya waktu setidaknya 1 minggu, untuk benar-benar enggak ngurusin sekolah dulu. Tapi, jika bukan sekarang, kapan lagi ya??

Saya tahu, teman-teman saya akan bilang: "Kalo elo gak pergi sekarang, kapan lagi??" Saya tahu, saya akan mendengar itu dari teman-teman saya. Tapi, mengertikah kamu, sisi sentimental dari sebuah kepergian? Bahwa saya akan kehilangan sesuatu di Jakarta, bahwa saya akan merindukan sesuatu dari Jakarta. Mungkin, semua ini akan lenyap dalam benak saya, seiring dengan kesibukan kuliah, atau bahkan menemukan penggantinya. Tapi.. tidak bisakah anda sekalian membiarkan saya menyerapi saat-saat sentimental saya, sebelum saya pergi??

Wednesday, May 5, 2010

Angkatlah tanganmu untuk menulis

Baru saja bertemu dengan teman lama. Baru saja bertukar pandang tentang hidup, tentang semua yang sudah kita alami sejauh ini. Baru saja pulang setelah berjanji akan bertemu lagi 6 bulan ke depan.

Dan dia memberikan saya buku. Buku tentang jurnal perjalanan seorang anak muda berusia 25 tahun ke India. Tidak ada yang spesial mengenai buku ini, selain maksud pembuatan buku ini untuk merayakan setahun meninggalnya anak muda ini.

Saya buka, saya baca, dan saya merenung. Saya pun sadar, bahwa menulis memberi arti tersendiri dalam kehidupan seseorang. Menulis meninggalkan suatu eksistensi atau setidaknya tanda bahwa kita pernah ada di dunia ini, bahwa kita pernah berada di suatu lingkungan tertentu. Menulis membuat orang tahu tentang apa yang pernah kita capai, apa yang pernah kita lihat,dan apa yang ada dalam benak kita.

Sejujurnya, saya tidak pernah menyangka bahwa dengan menulis, sebenarnya kita sedang membuat sejarah mengenai keberadaan kita di dunia ini. Iya, semua orang akan mati pada akhirnya. Namun, keberadaan orang itu akan tetap diingat di benak orang lain ketika orang tersebut mengangkat pena nya, dan mulai menulis.

Topik yang cukup berat di tengah malam?? mmmm.. saatnya saya tidur hehehe :)

Tuesday, April 20, 2010

I'm here! At San Fransiscoo!!

Heyy.. sudah lama tidak update, dan bercuap-cuap. Sekarang ini, gue sedang berkunjung ke sekolah gue, iyaa.. di San Fransisco. Iya,, terjebak oleh jet lag yang cukup parah, akhirnya gue memutuskan untuk menulis ini..

Sekolahnya sih, keren.. beneran. Fasilitasnya lengkap.. staff pendaftaran nya sangat informatif, dan seru. Bener-bener gak sabar buat sekolah di sana awal juni ini.. Perjalanan gue yang di jadwalkan selama 5 hari itu, di majukan menjadi cuman 3 hari deh. Karena ternyata semuaa urusan sekolah sudah selesai dalam satu hari. Termasuk membuka rekening bank, nyari apartemen ( akhirnya gue memutuskan pake housing kampus), dan sudah menjalankan campus tour. Nyokap yang awalnya ke sini buat ngurusin sekolah, jadi rada gak semangat buat jalan-jalan. Tapi tooh.. ternyata, beliau begitu kalap melihat harga-harga barang elektronik seperti BlackBerry, Ipad, dan lain-lain, karena murah. Kalian semua mesti liat mukanya nyokap gue, minta di kasih kacamata kuda tau gak, biar gak belanja. Bukannya gue gak seneng ngeliat nyokap gue seneng juga. Hanya saja, habis itu pasti selalu gue yang bawa belanjaannyaa.. fiuuh...


Yupp.. itu dia kampusnya.. *dan masih ada banyak lagi gedungnya.. satu fakultas beda gedung, beda jalan. Gemporr doong..

Akhirnya, setelah seharian waktu kita habis buat mengurus sekolah dan jet lag, besoknya, kita memutuskan untuk jalan-jalan *walaupun maleess banget jalan-jalan, karena udaranya di luar dingin, sementara itu kamar kita hangat* Pertama, kita memutuskan untuk mengunjungi "Cartoon Art Museum".

"Cartoon Art Museum" ini adalah sebuah museum yang isinya tentang cikal bakal nya komik dan animasi. Seru sih, bisa liat draft-draft gambar nya bugs bunny, woody woodpecker, komik-komik jamaaan dulu banget, Batman dari jaman duluu banget sampai yang sedikit lebih modern, daan.. komik JEPANG!! Gue bener-bener ngiler banget mau belii.. cumaan.. mahaal kali yee.. hahaha..

Terus, habis itu kita jalan-jalan seharian. Keliling-keliling sampe kaki gempor.. Oh ya, kita ke fisherman wharf. Belanja oleh-oleh. Maaf ya tidak ada dokumentasi yang layak, karena..DINGIIIN.. gue males banget ngeluarin kamera. Anginnya kenceeng bangeet.. Anyway, setelah kita jalan-jalan, malemnya kita iseng aja nyari restoran pie. *karena kebanyakan nonton Pushing Daisies, jadi kepingin pie gituu) hahaha.. Dan percaya-tidak-percaya, gue dan nyokap berjalan sejauh 2 km, buat nyari restorannya.. iseng banget gak sih.. hahaaa. Mana restorannya itu berada di daerah yang serem-serem gitu.. hahaha dodol bangeet..


Nama restorannya "Mission Pie", karena terletak di Mission Street, San Fransisco. Setelah kita berdingin-dingin ria, berjalan sejauh 2 km akhirnya kita masuk ke restoran nya. Restorannya sih kecil, cozy gitu, dan isinya rata-rata anak muda semua. Ada macem-macem pie *gue MENYESAL tidak motret papan menunya* mulai dari yang manis sampai yang isinya daging. Gue sendiri memilih banana cream pie, dan rasanya? ENAK BANGET!!!


Untuk sesaat gue benar-benar melupakan muka-muka pelatih gue.. hahahah biar deeh.. Anyway.. sejauh ini itu aja sih cerita dari sini.. Sampai ketemu lagii..

Thursday, March 4, 2010

Pameran 'Regards Croises'

Photobucket

Yup, pada tanggal 5 Maret, gue dan 6 teman lainnya dari Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA) akan mengadakan pameran. Kita akan berkolaborasi dengan seorang fotografer dari Belgia, Thibault Gregoire. Siapa sajakah 6 orang lainnya itu??

Audi Karina Budiman
Natasha Gabriella Tontey
Tasya Anindita
Chitra Frahamdiyani
Lintang Yuniasri
Fanny Octavianus

Dan karena, GFJA bekerja sama dengan CCF, maka nama kamipun terpampang dengan kerennya di majalah Voila! Keren ya?? hehee.. sebenarnya sudah lama sih masuknya, cuman baru sempet ngepost sekarang hehe.. Dateng ya..

*Foto ini diambil dari sitenya temen gue, si Natasha Gabriella Tontey

Karena gue mengalami keterbatasan pengetahuan dengan Photobucket hehehe



Saturday, February 27, 2010

Aku jadi gak ngerti kenapa aku jadian sama kamu...

Pernahkah dalam hubungan, anda mengalami percakapan-percakapan konyol seperti:

Cewek : Aku mau minta putus! Kamu tuh gak pernah ngerti aku.. Kamu tuh ignorant banget orangnya
Cowok: Mmmm... Ignorant itu apa sih? kalo ignore aku tau..
Cewek: ...... (pengen nutup telepon, tapi udah makan pulsa)

atau

Cowok dan cewek sedang berada dalam sebuah mobil, tiba-tiba mereka melihat seorang penjual bunga. Mereka terdiam sesaat, dan cowoknya pun mulai membuka mulut

Cowok: Kamu gak mau aku beliin bunga kan? kamu gak suka bunga...
Cewek: ... (sotoy banget sih nih cowok)

Atau..

Cowok dan cewek sedang jalan bersama, tiba-tiba sang cowok menggandeng tangan si cewek. Si cewek langsung menepis tangan cowoknya dengan kasar.

Cewek: Aku gak mau gandengan tangan!
Cowok: Loh, kenapa? itu kan tandanya aku sayang sama kamu
Cewek: Kata mama, nanti aku hamil..
Cowok: ........

Semua percakapan di atas bukan hasil dari nguping percakapan orang, atau apa. Ini adalah hasil dari pengalaman penulis sendiri... heheh. Post ini hanya ingin berbagi beberapa momen konyol yang penulis alami dengan mantannya..

Monday, February 22, 2010

Inget Umur..

Bonjour!

Setelah lama bungkam, akhirnya saya menulis lagi!! YAAYY!! Setelah mengisi ulang kosa kata dalam otak, akhirnya bisa mengeluarkan uneg-uneg lagi.. hehee

Topik hari ini mengenai UMUR. Mengingat gue adalah cewek umur 18 tahun, yang bertampang tua, membuat gue sedikit mmm.. Entah itu disebabkan oleh keturunan (*nyalahiin keluarga.. haha) atau emang dasar aja bawaan lahir. Tapi, yang mau gue fokuskan di sini bukanlah muka yang tidak seimbang dengan umur, tapi mengenai umur itu sendiri.

Dimulai dari pembicaraan gue dan temen gue mengenai usia kita yang 2 tahun lagi mencapai kepala 2, sampai pembicaraan Oprah mengenai usia paruh baya, membuat gue sadar. Waktu itu, gue dan temen gue mulai panik dengan pertambahan usia kita. Kita berdua takut dengan apa yang akan kita hadapi nanti di masa depan. Tapi setelah nonton Oprah, ternyata semua ketakutan kita itu gak ada artinya. Gue malah jadi malu dengan ketakutan gue itu. Karena, di Oprah, orang-orang yang rata-rata berusia setengah abad ini malah menikmati hidup mereka, dan rata-rata mukanya masih muda semua. *apa karena bule awet tua? heheh.. * Dan mereka masih mencari potensi-potensi terbaik mereka. Tanpa bermaksud menyinggung beberapa pihak, cuman, rata-rata orang usia paruh baya kebanyakan sudah merasa cukup dengan apa yang mereka miliki. Tapi ternyata, masih ada juga yang mencari hal-hal baru dalam diri mereka. Malu gak sih liatnya? orang yang tua aja masih semangat, gue yang muda malah mulai males.. haahha

Gue pun sadar bahwa perubahan usia itu sebenarnya tidak menakutkan, tapi karena persepsi yang negatif dari orang-orang sekitar, membuat umur itu menjadi sesuatu yang menghantui. Apalagi, jika pada usia tertentu, kita belum mencapai suatu prestasi yang orang lain sudah capai. Menikah, misalnya. Kadang-kadang, hal itu lah yang kemudian membuat pertambahan usia kian menakutkan. Tapi, hey... ternyata semuanya cuman ada di pikiran kita kan?

Au Revoir!!

Monday, January 18, 2010

Benturan Otak Mendadak

Ketika variabel waktu dimasukkan ke dalam persamaan hidup, semua tidak lagi sama.
Apa yang hidup, suatu saat akan mati
Sesuatu yang tadinya utuh, lama kelamaan akan rusak

Waktu membuat segalanya berubah, dalam hitungan sepersekian detik
Namun, itu mengajarkan manusia satu hal.

Rasa syukur.
Atas apa yang telah mereka miliki, dan apa yang telah mereka rasakan.

Dengan itu, manusia tidak lagi serakah.

Thursday, January 7, 2010

Facebook-O-Rama

Bonjour!

Kemaren, baru saja gue melihat dengan mata kepala sendiri gak enaknya punya bonyok, yang juga punya FB. Kemaren malem, pas gue lagi punya FB, gue iseng buka page saudara sepupu gue. Dan gak berapa lama kemudian gue ngakak berat. Soalnya tulisannya begini:

Joe Gi bad mood males skull

Lalu ada yang comment begini

Setiawan Arie coba aja gak skuuullll

FYI: Joe Gie itu saudara gue, sementara Setiawan Arie itu bapaknya dia.

Rada tolol juga sih saudara gue itu masang status begitu, mengingat sang ayah juga punya FB. Tapi gue malah jadi gak kebayang kalo nyokap gue yang punya FB. Bisa-bisa semua foto gue di comment semua. "siapa tuh nak? mama kok gak pernah liat?", "kamu dimana ini nak? mama kok gak diajak?" dan berentetan comment lainnya. Belum lagi kalo ada perubahan status, atau friend baru. Arrghh...

Makanya, gue beruntung sekali nyokap jarang menyentuh dunia maya. Udah dulu ya, sepertinya yang lagi di omongin, malah ngebaca post ini dari belakang gue. *Ternyata sama aja gue sama saudara gue.

Au Revoir!!

Wednesday, January 6, 2010

Desolee

Bon soir!!

Post yang kemaren gue hapus, karena emosi sesaat yang tak tertahankan, yang toh ternyata sudah dibaca,, dan bikin gue malah jadi gak enak. Hehe.. anyway, gue baru sadar akhir-akhir ini, mulut gue yang super jahat ini gak bisa di diamkan. Gak bisa di rem karena udah blong. Jadi, gue minta maaf sama pihak yang gue sakiti. Karena, gue bener-bener gak maksud, dan cuman meluapkan emosi sesaat aja.

Kadang gue gak ngerti apakah karena kurang tidur, kurang makan, atau emang dasar aja kurang sentuhan laki-laki. HAHAH.. tuh kan ngomong di blog aja udah ngelantur (mampus aja nih gue, kalo di baca sama Bulek gue. Bisa dicipratin air suci segalon, dan dikasi makan kembang 7 rupa, biar setannya ilang). Gue tuh punya kebiasaan kalo nulis gak pernah inget. Jadi kalo ada orang komentar tuh, suka "mmm.. yang mana ya??". Mungkin sedikit tidak berbakat untuk jadi penulis blog kayaknya. Jadi sekali lagi gue minta maaf ya, jika tidak ada yang berkenan.

Gue sadari ternyata mulut gue juga SEJAHAT seseorang. huhuhu.. merasa kualat deh. Untung aja dia gak pernah baca blog, jadi aman gue. Kalo giliran dia yang baca, bukan disiram air suci lagi, tapi di siram bensin, dan disulut api. Gue pun akan teriak "PANAS...PANAS.." layaknya pasien Haji Naim. Inti post ini, gue cuman pengen minta maaf sama orang yang udah gue sakiti dengan mulut dan tangan gue. Maaf, akhir-akhir ini, kontrolnya semakin kurang.

Au Revoir!