Ketika manusia lahir, hal pertama yang tercetus dalam pikiran mereka adalah "buat apa ya gw hidup?" atau dalam arti lain tujuan keberadaan mereka di dunia ini. Dan seiring pertumbuhan manusia, waktu akhirnya menjawab pertanyaan tersebut. Namun sayang, banyak manusia yang tak mendengar suara si waktu dan akhirnya mereka tenggelam dalam eksistensi buatan yang mereka karang sendiri.
Ketika mereka menginjak masa remaja, mereka mulai mengenal banyak hal, dan biasanya saat inilah mereka yang membuat eksistensi buatan.
Banyak orang pada usia remaja membuat eksistensi buatan mereka itu hidup dengan keberadaan orang lain. Dan hal ini dapat dibuktikan dari beberapa kasus remaja yang bunuh diri hanya karena patah hati. Hal ini mungkin disebabkan oleh masa remaja yang biasanya digandrungi masa pacaran atau masa orientasi lawan jenis, dan menyebabkan mereka membuat eksistensi buatan itu atas dasar pacar mereka sendiri. Tanpa bermaksud sinis, tapi ini jujur.
Arti daripada eksistensi buatan itu sendiri adalah ketika seseorang merasa dirinya "berarti" karena keberadaan sesuatu. Dan hal ini masih banyak ditemukan pada masyarakat jaman sekarang, tidak lagi pada remaja-remaja yang gandrung sms dan telepon berjam-jam. Orang yang bekerja sampai larut malam bisa saja disebabkan karena mereka merasa bahwa tujuan hidup mereka adalah bekerja sampai jauh malam.
Apakah segala sesuatu yang semu ini akan berlanjut? Memang tidak semua orang memiliki eksistensi buatan ini, namun saya rasa setiap orang pasti pernah mengalaminya.