Agatha 544.622 atau si nomor 40.657
Bayangkan kalo nama kita yang udah jadi "judul tetap" kita itu, diganti dengan angka. Bayangkan karena begitu banyaknya manusia yang berada di bumi ini, akhirnya sebuah kekuasaan mengubah nama manusia hanya menjadi sebuah rangkaian seri. Betapa gersang dan rumitnya dunia!
Walaupun kelihatan sepele, nama memiliki peran yang penting bagi kehidupan bersosialisasi umat manusia. Nama juga bisa dibilang sebagai tanda pengenal paling esensial milik manusia. Hanya manusia yang punya beraneka ragam bahasa untuk membedakan satu dan yang lainnya. Beda banget sama kucing. Walaupun itu kucing persia mahal ataupun kucing buduk, tetap aja namanya kucing, gak bakal ada bedanya. Selain, menjadi tanda pengenal yang umumnya melekat erat pada manusia, nama memiliki arti lain, yang jarang orang menyadarinya.
Nama adalah sebuah perwujudan doa, dari yang melahirkan, dan yang membesarkannya. Doa yang akhirnya melekat pada diri seseorang seumur hidup. Dan, tanpa kita sadari, nama bisa saja akhirnya mencerminkan karakter orang itu. Nama Budi contohnya. Budi itu bisa dibilang orangnya pasti standar banget, tapi dia itu serius,bisa diandalkan, dan bisa dimintai tolong. Sebuah nama yang mungkin pasaran, tapi masih sering dipakai orang. Atau contoh lainnya Kanya. Kanya itu bisa diartikan sebagai seseorang yang selalu mendapatkan yang istimewa dalam hidupnya.(ini mungkin disebabkan karena Kanya artinya putri dalam bahasa Jawa). Itu hanya nama panggilan, belum nama panjang. Nama panjang itu juga bisa dikonotasikan sebagai doa panjang dari si pemberi nama. Contohnya Rahmat Gunawan. Kata Rahmat sendiri itu artinya berkah, sementara Gunawan bisa diartikan sebagai seseorang yang bertanggung jawab,dan konsisten dengan keinginannya.
Mungkin karena manusia itu makhluk yang kreatif, mereka kemudian membuat nick name alias nama panggilan a.k.a bukan nama asli. Orang-orang yang mengubah namanya (termasuk penulis sendiri) terkadang mempunyai alasan sendiri. Entah ia mencoba membuat image baru dalam lingkungannya (seperti yang penulis sendiri lakukan) atau hanya untuk sekedar biar dikenal sama orang. Beberapa orang yang mengubah nama dengan format yang tidak biasa, seperti Gueari, Buchan, itu adalah orang-orang yang mungkin sedang dalam masa pencarian jati diri. Dengan nickname yang catchy, orang akhirnya ingin mengenal lebih jauh pribadi orang ini. Dan, bisa jadi membuat karakter orang ini berubah, tidak lagi menjadi dirinya sendiri. Tapi, mungkin ceritanya akan berbeda jika nama itu dilabelkan dari lingkungannya contohnya Dudud. Itu bukan berarti orang yang dilabeli itu, ingin dikenal sebagai Dudud, tapi lingkungan mengenalnya sebagai Dudud.
Sekelebat analisa nama di atas, tidak kemudian mengubah kita (para pembaca tulisan ini), menjadi sedikit paranoid, dan mulai mencari-cari arti nama kita. Walau perannya sangat penting, nama tetaplah nama, bukanlah sebagai sesuatu yang pantas di besar-besarkan atau di dewa-dewakan. Ini hanya sebagai warning notes bagi mereka yang selama ini tidak bersyukur dengan namanya, lantas mengganti namanya. Anggaplah nama itu sebagai pancaran kepribadian manusia. Jika kita menggantinya, apakah kita ingin benar-benar dikenal dengan kepribadian seperti itu?