Monday, April 14, 2008

It's Typical and Cliche

Kalau nonton film kartun Disney, ngerasa "agak" bosen gak sama cerita Princessnya?? kalau elu ngerasa agak bosen, yaaa.. berarti kita memiliki pemikiran yang sama.

Tanpa bermaksud mengejek hasil karya Walt Disney, kadang gw merasa agak bosen dengan jalan ceritanya, apalagi cerita ten
tang Princess itu. Contoh realnya aja deh, karena baru-baru ini gw baru aja nonton Enchanted. Film keluarannya Disney ini bercerita tentang tokoh kartun yang terperangkap di "real life" yang gak ada istilah "Happily Ever After" gitu. Nah apa yang menggambarkan sesuatu yang tipikal "Fairy Tale" itu adalah:

  • Fakta bahwa tokoh utama dalam cerita "FairyTale" itu selalu cantik, baik hati, disukai semua orang, dan gak pernah marah sama orang. Kenapa gak sekali-sekali bikin putrinya yang buruk rupa, kelakuan minus, dikutuk semua orang dan selalu marah-marah sama semua orang?? Gw rasa akan lebih banyak moral ceritanya misalnya di akhir cerita, putri buruk rupa itu memperbaiki sikapnya dan sekaligus (maaf) mukanya. Lebih menarik kan? Daripada tokoh putri yang cantik, seolah-olah memberi kesan bahwa hidup orang cantik selalu baik, indah dan blahblah...
  • Walaupun hidupnya kayak indah banget, putri cantik ini selalu punya musuh. Gak tau kenapa, walaupun orangnya sendiri gak pernah nyari masalah, selalu aja punya musuh. Namanya Evil Stepmother. Si Evil Stepmother ini (selalu) digambarkan sebagai sosok orang yang jahat banget, gak ada ampunnya deh. Lucunya, strategi apapun yang udah dilancarin sama si evil stepmother gak bisa bikin si putri cantik ini terluka. Entah karena bawahannya bodoh (dan kenapa bawahannya selalu digambarkan bodoh?), atau ada aja yang ngerusak rencananya. Pokoknya, begitu rencananya itu berhasil, ceritanya udah mau selesai. Oh ya.. emang evil stepmother gak bisa dibikin "agak baik ya??". Ibu tirinya Snow White dibuat jadi suka sama anak-anak, atau suka menabung mungkin??
  • Di tengah-tengah cerita atau mungkin di akhir cerita, selalu ketemu sama pangeran yang ganteng, maskulin, dan naik kuda. Kenapa gak si pangeran dibikin agak sedikit jelek, dan naik bajaj gitu?? bukankah akan jadi lebih menarik?? Dan biasanya, sang pangeran ,dan putrinya tidak butuh waktu lama untuk langsung menikah. (Biasanya) setelah sang putri diselamatkan dari monster, di akhir cerita sang pangeran dan putrinya langsung menikah. Dan endingnya ditulis "Happily Ever After". Coba kalo yang nyelamatin Parjo, anaknya Tukiyem, emang si putri yang cantik itu mau nikah? Kayaknya si putri pikir-pikir lagi deh pasti.
  • Dan, endingnya semua sama. Sang Pangeran dan putrinya ciuman. hemm.. hello.. itu kan film anak-anak. Tidak pernah kepikiran ya nanti si anak itu bakal niru adegan itu. Repot tau kalo anak kecil tiba-tiba ciuman di pinggir jalan, cuman karena dia pikir itulah caranya dia bisa "Happily Ever After"
Liat kan?? betapa klisenya sebuah fairytale itu.. Pangerannya, Putrinya, termasuk latar yang dipakari. it's super typically fairytale.