hey... semuaa.. maaf sudah jarang update.. heheeh... maaf, sudah lama terperangkap dengan rutinitas kuliah, yang terkesan klise, tapi ini memang kenyataannya. Tapi, berterimakasih kepada teknologi jaman sekarang, saya pun menyeruak sejenak dari rutinitas. Pasalnya, ada 3 teman saya yang berjanji untuk liburan bareng, tapi sudah hampir dekat dengan hari Hnya, teman gue yang satu membatalkan hanya dengan lewat SMS. Kedua teman yang lain marah, selain karena dibatalin secara dadakan, juga karena cuman di informasikan lewat SMS. Sebuah cara yang sangat sangat sopan menurut saya untuk membatalkan janji dengan teman, apalagi kedua teman saya sudah membeli tiket pesawat dengan harga yang tidak sedikit. Entahlah bagaimana kelanjutan kisah mereka, saya berusaha cuman jadi penonton di pinggir ring (kenapa mesti di ring yaa?? haha)
Tapi, saya sebenarnya tidak begitu kaget dengan teman saya yang satu ini. Dia sering sekali membatalkan janji dengan kita di saat-saat sudah mepet,entah apapun acaranya, dengan seribu satu alasan. Entah kenapa, dia sering sekali lolos dari hamukan-hamukan masal. Cuman, yang mau saya garis bawahi di sini bukan bagaimana cara dia sering sekali lolos (karena jujur saja, saya tidak tertarik untuk membahasnya, dan bukan urusan saya), tapi bagaimana sifat dia yang suka membatalkan janji. Entah karena dididik dengan sabetan bambu di paha, atau 2 tante galak di rumah, saya berusaha sekali untuk mempertahankan integritas saya. Ya, integritas. Mungkin itu sesuatu yang teman saya tidak punya. Menurut saya, ketika saya membuat janji dengan teman saya, di situ saya sudah menaruhkan integritas saya. Mungkin ini terasa berat, jika hanya sekadar janji jalan-jalan, tapi jika janji ini menyangkut sesuatu yang penting? apakah bisa di sepelekan?
Saya tidak mau menjelek-jelekan teman saya, tapi dari dia, saya belajar pentingnya memiliki integritas dalam hidup. Betapa pentingnya untuk selalu konsisten, baik itu ketika kita bicara, maupun melakukan sesuatu. Banyak orang yang bisa berbicara sesuatu yang berbobot, tapi berapa persentase dari kelompok itu yang sebenarnya melakukan hal yang mereka bicarakan. Jika kita tidak memiliki integritas, pada akhirnya kita hanya akan di sepelekan orang. Toh, kita tidak mau hal itu terjadi kan? Makanya, belajar dari pengalaman teman-teman saya itu,, saya pun mencoba untuk bertanya pada diri saya sendiri "apakah saya masih memiliki integritas??"
Lalu.. bagaimana dengan anda?