Karena minum secangkir kopi susu hangat buatan sendiri
si mata enggan menutup. Ia malah nekat membuka diri walau malam semakin larut
Sang otak telah lelah menelan semua kata-kata itu, walaupun tau, ia mampu menghabiskan semuanya. Namun, ia hanya ENGGAN. Tapi karena terbujuk oleh cairan pekat hitam yang telah masuk ke dalam mulut, ia pun kembali menelan kata-kata itu sambil bersenandung.
Si tangan masih belum berhenti menulis. Rupanya malam ini ia harus lembur. Belum lagi besok, ia harus bekerja keras menghajar kertas putih, dengan tinta warna biru. Sehabis ujian ini, ia akan minta cuti kepada sang otak.
Si mulut telah berulangkali membuka dan menutup, menguap itulah sebutan umumnya. Kaku. Karena terlalu banyak membuka dan menutup.
Si perut mendengkur pelan. Ia minta diisi.. namun si mulut enggan memasukkan makanan layak. Si mulut malah mengijinkan cairan pahit itu, sehingga kini seluruh tubuh mulai disfungsional. Si perut mulai mendengkur protes, karena ia ingin benda padat untuk mengisi ruang kosongnya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 3 dini hari.
Si mata mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan karena sudah terlalu lama membelalak.
Sang otak masih bersenandung karena efek kafein dari cairan hitam pahit yang masuk ke perut tadi.
Si mulut diam. Ia telah lelah membuka dan menutup.
Si perut mulai membungkam dengkurannya. Iapun sadar tak ada gunanya protes, sehingga memutuskan diam.
Seluruh anggota badan telah menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Namun sang otak, dan pemilik anggota badan itu masih mencoba menerjang rasa kantuk yang kerap menyerang.
Oh la la... besok ada ujian. Dan sang pemilik anggota badan harus bergulat dengan buku-bukunya.
Semua anggota badan hanya bisa menghela nafas, bertanya-tanya kapan mereka bisa istirahat. Sementara, sang otak masih bersenandung riang, karena kafein.