Kali ini ia tersungkur
sayapnya telah patah
cairan merah kental mengotori setiap helainya
Ia berteriak lirih
tapi
tak ada orang yang mau menolongnya
Ia menatap ke depan
asap putih tebal menutupi seluruh jalannya
gelap dan dingin
sehingga ia ragu
Ia menatap ke belakang
penuh dengan hingar-bingar, cahaya,
kehangatan perlahan menyelimuti kakinya
namun ia tahu
ia tak boleh kembali
Hingga kini
ia masih terpuruk di tengah
dengan sayapnya yang patah
dengan luka tak terobati
tetapi
Ia menolak untuk kembali
Ia bertahan di posisinya
walau nyawa taruhannya